Apakah ada kejadian sama persis yang bisa kita alami dua kali? Kejadiannya itu sendiri bisa jadi. Namun apa yang dialami oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak mungkin akan sama persis. Berada di tempat yang sama, melakukan sesuatu yang sama, Bersama orang-orang yang sama tidak serta-merta membuat kita akan merasakan hal yang sama seperti sebelumnya.
Barusan saya menonton American Ninja Warrior Season 5 yang sekarang sudah sampai pada babak final tahap pertama. Acara ini diadakan setiap tahun di USA. Ratusan atlet mendaftarkan diri sebagai peserta dan mengikuti tahap demi tahap seleksi untuk lolos ke babak final. Sebagian dari peserta sudah pernah mengikuti acara ini pada empat sesion sebelumnya. Menariknya, tidak semua peserta veteran ini mampu melewati rintangan dengan lancar, padahal hampir seluruh medan permainan pernah mereka lalui dengan lancar pada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan beberapa orang peserta veteran harus tumbang pada babak penyisihan.
Salah seorang peserta yang saya ingat, Brent Steffenson, yang pada season sebelumnya berhasil sampai pada babak final tahap ketiga dan menjadi orang pertama yang berhasil sampai sejauh itu. Pada season kali ini ia kembali sampai pada babak final, namun melalui wildcard. Sebuah kesempatan kedua bagi peserta terpilih yang gagal pada babak semifinal. Dan malam ini ia berhasil menyelesaikan tantangan pada final tahap pertama ini dengan lancar. Dalam sesi wawancara yang dilakukan kepadanya usai aksinya, ia berkata bahwa ia bersyukur bisa kembali mendapatkan kesempatan berlaga di final, meskipun melalui wildcard. Ada sebuah ekspresi senang yang tertahan. Semua yang melihatnya tahu bahwa keberhasilannya melalui final tahap pertama malam ini pasti akan lebih sempurna jika ia memperolehnya dengan “normal”, bukan melalui wildcard.
Senada dengan yang dikatakan oleh teman yang juga partnere menulis saya sebulan ini dalam salah satu tulisannya, bahwa kita tidak selalu mendapatkan kesempatan kedua. Kalaupun kesempatan kedua itu ada, rasanya pasti berbeda dibandingkan jika kita melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan pada kesempatan pertama. Apakah itu berarti Brent Steffenson bukan lagi atlet yang bagus? Apakah itu berarti ia kurang berlatih pada babak semifinal? Apakah itu berarti ia tidak lagi seperti dirinya yang dulu? Jawabannya adalah tidak, tidak, tidak. Ia tetap atlet pertama yang pernah mencapai rintangan babak final terjauh selama 4 season sebelumnya. Lalu mengapa ia gagal?
Ada sebuah kutipan dari novel “Perahu Kertas” yang saya ingat, “Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.”
Yup. Bumi hanya sedang berputar. Tidak ada satu momen pun yang sebenarnya terjadi sama persis. Semua itu ada masanya. Masa di mana kita menciptakan kenangan. Masa di mana kita mengingat kenangan itu. Dan masa di mana kita ingin merasakan kembali kenangan yang pernah kita alami. Namun kita sadar bahwa sesungguhnya kita hanya bisa menciptakan kenangan, namun tidak bisa mengulangnya. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana menikmati setiap momen yang kita ciptakan itu hingga menjadi kenangan yang selalu ingin kita ingat dan selalu ingin kita ulang kembali.
*******
#NulisRandom2015
– pim 170615 –
*sumber foto :http://elle-ectric.com/cold-nights/