“Decision.. desicion…”
Saya mengingat Jane, vampir perempuan bertubuh mungil, salah satu anggota keluarga Volturi dalam film Twilight Saga pernah mengucapkan kalimat itu pada salah satu sekuelnya. Ia mengucapkannya dengan nada yang dingin dan dalam. Seakan sebuah keputusan memang harus diambil, meskipun ia tidak menghendakinya.
Kalau diminta mengingat kembali keputusan apa saja yang telah kita ambil hari ini, jawabannya pasti banyak. Mulai dari hal sederhana ketika kita memutuskan akan beranjak dari tempat tidur jam berapa, mengingat ini adalah hari Sabtu, di mana biasanya tempat tidur mendadak menjadi terlalu posesif pada kita :p Hingga keputusan yang sedikit lebih rumit, misalnya menghadiri salah satu dari dua atau lebih agenda acara pada waktu yang bersamaan. Lalu kemampuan kita membuat keputusan pun lama kelamaan akan terus di-challenge dengan sesuatu yang lebih rumit lagi. Seperti keputusan akan mengambil tawaran kerja yang mana, keputusan akan membeli rumah di mana, dan banyak hal lain yang tak jarang seakan menempatkan kita pada sebuah persimpangan. Pernahkah merasa ketika berada di persimpangan itu, mendadak kita sama sekali tidak tahu apa yang akan kita lakukan, apakah akan lurus, belok kanan, atau belok kiri?
Ada hal menarik mengenai pengambilan keputusan yang saya dapatkan ketika belajar mengemudi mobil beberapa tahun yang lalu. Suami saya yang saat itu sekaligus berperan sebagai “mentor” yang mendampingi saya memperlancar kemampuan mengemudi setelah mengikuti kursus mengatakan bahwa ketika sampai di persimpangan dan tidak dapat mengambil keputusan cepat akan memilih arah mana, maka berhentilah dulu. Juga ketika ada kendaraan lain yang mendadak memotong jalur kita, berhentilah dulu, bukan membanting setir karena akan membahayakan kendaraan lain di belakang kita. Ia menekankan bahwa kita selalu punya pilihan untuk berhenti. Sekadar melihat kembali dengan tenang arah mana yang akan kita pilih.
Kadang berhenti sejenak memang diperlukan. Sekadar melihat kembali sejauh mana perjalanan yang sudah kita lalui, seberapa jauh lagi perjalanan yang masih harus kita tempuh, termasuk melihat kembali alternatif rute yang kita miliki untuk tiba di tempat tujuan kita. Kembali mengukur kemampuan yang kita miliki untuk tiba di tempat tujuan. Karena ketika langkah terasa terlalu berat, bisa jadi bukan hanya karena medan yang kita lalui yang makin terjal, melainkan juga karena kita lupa mengambil jeda. Lupa bahwa kita punya pilihan untuk berhenti sejenak.
I’m pretty sure, a little break won’t kill you. Let’s take a break sometimes. Just for a while.
*******
#NulisRandom2015
– pim 130615 –