• facebook
  • instagram
  • twitter
  • mail
Bukan Cinderella

Bukan Cinderella

sepatu kaca1

Beberapa hari lalu saya menemukan quote: What if I told you that 10 years from now, your life would be exactly the same? I doubt you’d be happy. So, why are you afraid of change? Sebuah quote yang kalau dibaca dengan seksama dan dalam tempo sewajarnya akan terasa biasa saja di awal, tapi kemudian meninggalkan kesan yang dalam. Kesan yang bukan tidak mungkin akan memunculkan lebih dari satu pertanyaan mengenai hal-hal yang telah kita capai selama ini dan hal-hal lain yang masih ingin kita capai. Hal-hal yang pernah atau bahkan masih kita impikan hingga saat ini. Masih adakah mimpi itu di sana? Atau telah tertimbun sedikit demi sedikit oleh rutinitas yang kita lakukan tiap hari?

Pernahkah membayangkan bagaimana jika kita diberi kesempatan satu malam untuk menjalani kehidupan yang kita impikan? Seperti kesempatan yang diperoleh Cinderella. Ia menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda dengan kehidupan yang ia jalani setiap harinya. Hanya hingga tengah malam sebelum gaun pesta yang dikenakannya akan berubah menjadi gaun lusuh yang biasa ia kenakan, kereta emas yang membawanya akan berubah menjadi labu, dan kuda-kuda penarik kereta menjadi tikus. Mimpi Cinderella pun usai. Persis seperti mimpi pada umumnya, indah namun hanya sesaat. Meski demikian, Cinderella menyadari ada satu hal yang menjadikan mimpinya nyata. Menjadikan apa yang ia alami malam itu akan terjadi pada dirinya selamanya. Yaitu sepatu kaca sebelah miliknya yang ditemukan oleh Pangeran yang berdansa dengannya malam itu. Pangeran yang kemudian menjadikan Cinderella sebagai istrinya. Mereka pun hidup bahagia selama-lamanya. Begitulah sebuah dongeng. Happy ending is a must.

Then, let’s back to our real real life πŸ˜€

Kita tidak sedang hidup dalam negeri dongeng. Kita bukan Cinderella. Untuk mewujudkan kehidupan yang kita impikan tentu tidak dengan sekadar menunggu seseorang datang membawakan “sepatu kaca” sebelah milik kita. Sepatu kaca yang menjadikan langkah kita tidak lagi timpang. Sepatu kaca yang akan membuat kita tersenyum tiap kali mengayunkan langkah demi langkah. Setiap langkah lebih dekat menuju hal-hal yang kita impikan. Sepatu kaca itu bisa jadi keluarga, teman-teman, atau hal-hal yang pernah atau bahkan masih menjadi mimpi kita hingga saat ini. Hal-hal yang mengingatkan bahwa apa yang kita impikan adalah nyata. Hal-hal yang dapat mengubah hidup kita menjadi seperti apa yang kita impikan. Jangan biarkan sepatu kaca itu hancur perlahan.

And in our story, happy ending is an option. It’s all depend on us πŸ˜‰

 

*******

 

– pim181015 –

#ArisanNulis #Week3 #Sepatu

 

Doing something we love is fun, right? And I love food traveling, reading, watching movie, writing, and crafting sometimes..:-) -- Seorang farmasis, karyawan di salah satu perusahaan farmasi di Indonesia :) Yang meyakini bahwa menjadikan pekerjaan sebagai hobi, atau menjadikan hobi sebagai pekerjaan adalah sesuatu yang luar biasa..!! -- Yang suatu saat bisa berkata : "People call it work, but I call it hobby" --

2 Comments

  1. oby · October 18, 2015 Reply

    Bisa baca tulisan sesaat setelah penulisnya memposting rasanya enak…(pinjem istilah adit klo makan makanan yg enak bilang rasa enak)…renyah n ringan…

Leave a reply