Salah seorang teman kerja saya dulu menempelkan sebuah post it di ujung bawah layar komputernya, berisi tulisan dengan judul “How to Destroy Your Life in 3 Ways.” Yang saya ingat sampai hari ini hanya poin pertama, yaitu “Never put a goal in your life.” Setuju? Saya setuju. Entah itu target jangka panjang atau jangka pendek.
Ada sebuah film berjudul “Julie and Julia” yang mengisahkan tokoh utamanya, Julie, seorang penulis yang memiliki kesulitan untuk fokus, hingga ia hampir tidak pernah menyelesaikan sesuatu dengan tuntas. Ia bahkan sedang merasa stuck dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang ia sukai selain menulis, yaitu memasak. Ia memberi challenge pada dirinya sendiri untuk mencoba 524 resep dari salah seorang chef favoritnya semasa kecil dalam waktu 365 hari. Dan Julie selalu mem-posting hasil percobaan resep masakannya ke blog pribadi yang ia miliki. Ia meyakini bahwa dengan memilik target jangka pendek akan sangat membantunya untuk bisa fokus pada apa yang dilakukannya.
Tentu saja bukan 365 hari yang mudah dan selalu berjalan lancar untuk mencoba 524 resep. Kadang hasil masakannya melebihi ekspektasinya, namun tidak jarang pula hasilnya masih jauh dari yang ia harapkan. Bahkan pada satu titik ia merasa ingin berhenti karena lelah dan sulit mengatur waktu. Namun ketika mengingat kembali tujuannya, ia kembali memulai. Kadang kita hanya perlu mengetahui limit yang kita miliki, mengetahui kapan kita perlu mengambil jeda dan tidak memaksa diri untuk melampaui limit, dan tahu kapan kita bisa sedikit demi sedikit menaikkan limit yang kita miliki.
Sebuah film yang salah satunya menginspirasi saya sekaligus memberanikan diri untuk mengikuti event #NulisRandom2015 ini. Tiga puluh hari. Tiga puluh tulisan random. Sebagaimana dalam film tersebut, ini bukan 30 hari yang mudah dan selalu berjalan lancar. Tidak jarang muncul pertanyaan, “Bisakah hari ini menyelesaikan satu tulisan?” Dan tiga puluh kali pula meyakini bahwa pertanyaan itu tidak sungguh-sungguh membutuhkan jawaban. Lebih mirip sebagai sapaan pada tuts-tuts keyboard ketika membuka laptop hari itu sambil seraya bertanya, “Menulis apa kita hari ini?”
Tiga puluh hari ini ibarat camp pelatihan bagi saya. Membiasakan diri menulis tiap hari. Dan ketika tiba di hari ini, saya menyadari bahwa saya tidak hanya mendapatkan tiga puluh tulisan yang terposting di blog ini. Melainkan justru banyak hal di balik tiga puluh tulisan-tulisan itu, misalnya tulisan yang dibuat ternyata jauh berbeda dari ide yang direncanakan sebelumnya. Saya jadi mengenali suasana seperti apa yang saya suka ketika menulis. Saya jadi tahu bahwa kadang ketika stuck, baik karena sulit menuangkan ide ke dalam tulisan atau karena memang belum kepikiran ide tulisan yang akan dibuat, maka itu artinya saya perlu “suplemen” berupa bahan bacaan atau sekadar menonton televisi. Pepatah yang pernah saya baca benar, “If you don’t have time to read, you won’t have time to write. As simple as that.”
Dan sampailah kita di sini. Hari ke tiga puluh. Tidak ada medali. Tidak ada panggung bagi kami yang menyelesaikan event ini hingga hari ini. Tentu saja, karena persis seperti yang partner menulis saya selama tiga puluh hari ini katakan bahwa sebenarnya hari ini kami baru tiba di garis START, bukan garis FINISH.
But, a let’s give ourselves a little celebration anyway 😀
Put a goal. Keep reading. Keep writing 😉
*******
#NulisRandom2015
– pim 300615 –