• facebook
  • instagram
  • twitter
  • mail
Mencintai = Menunda Kesedihan (?)

Mencintai = Menunda Kesedihan (?)

androidmy.com-9~8~1~3~34

Mencintai seseorang sama artinya dengan menunda kesedihan.

Saya mendapatkan kalimat itu dari film yang baru saja saya tonton beberapa jam yang lalu. The Incidious 3. Yup, film horor. Haha, aneh memang, bagaimana mungkin saat menonton film horor, saya malah merekam kalimat semacam itu di kepala saya. Kalimat itu diucapkan oleh salah seorang tokohnya, Ellise, seorang cenayang ketika mengenang suaminya yang telah meninggal dunia. She loved him so much. And she was so happy, until his husband gone. Hingga terucaplah kalimat itu. Baginya, mencintai seseorang adalah menunda kesedihan. Kesedihan karena merasa sangat kehilangan orang yang sangat dicintai. She didn’t even say goodbye.

Duluuu sekali saya pernah terpikir, manakah yang lebih baik antara ditinggalkan orang yang kita cintai di mana kita sudah mempersiapkan diri akan kehilangan, misalnya sepasang suami istri yang sering bertengkar dan sudah menuju perceraian, atau malah ada seorang kerabat yang telah sakit berminggu-minggu atau berbulan-bulan di mana kondisi tubuhnya kian hari kian memburuk. Atau ditinggalkan secara tiba-tiba, tanpa pertanda apa pun sebelumnya.

Entahlah. Mungkin sebagian akan memilih yang pertama, karena dengan demikian kita bisa menyiapkan diri jika tidak lama lagi mereka akan pergi, meski tidak jarang tersiksa oleh rasa gelisah. Mungkin sebagian akan memilih yang kedua, karena tidak tersiksa dengan perasaan gelisah, namun tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengucapkan perpisahan.

Saya pernah membaca sebuah quote, “People say you don’t know what you’ve got till it’s gone. Truth is, you knew what you had, you just never thought you’d lose it.” Tepat sekali. Kita tidak akan pernah siap kehilangan orang-orang yang kita cintai. Tidak akan pernah. Dan kini saya menyadari bahwa dalam sebuah perpisahan, dua hal tadi bukanlah pilihan. Seperti salah satu cerpen yang pernah saya tulis, goodbye is goodbye. Still hurts. Dan sedih bukanlah sebuah pilihan. It’s almost like a must. And that’s okay. Karena kesedihan adalah sebuah fase. Bagian dari sebuah siklus. Sebuah penanda bahwa pernah ada satu masa di mana kita pernah bahagia. Dan sebagaimana sebuah siklus yang selalu berputar, kita tidak akan berada pada satu fase yang sama selamanya. Yang membedakan hanyalah berapa lama kita berada dalam setiap fase tersebut.

Jadi, benarkah mencintai seseorang sama artinya dengan menunda kesedihan?

Bagi saya tidak.

Love more. Sad more. Love even more.

 

*******

 

#NulisRandom2015

– pim 030615 –

Doing something we love is fun, right? And I love food traveling, reading, watching movie, writing, and crafting sometimes..:-) -- Seorang farmasis, karyawan di salah satu perusahaan farmasi di Indonesia :) Yang meyakini bahwa menjadikan pekerjaan sebagai hobi, atau menjadikan hobi sebagai pekerjaan adalah sesuatu yang luar biasa..!! -- Yang suatu saat bisa berkata : "People call it work, but I call it hobby" --

Leave a reply