Sore tadi saya membaca sebuah link di facebook. Judulnya menarik, “Karena Mereka Tidak Mengemis, Tak Perlulah Menawar Habis-habisan Barang Yang Mereka Jual”. Mengisahkan betapa kadang kita lebih memilih membeli sesuatu di mini market dengan alasan harganya “lebih pasti” daripada membeli dari pedagang kali lima di pinggir jalan. Lewat artikel ini, saya seakan kembali diingatkan bahwa tidak ada salahnya membeli dari mereka. Toh mereka masih menjaga diri mereka dari meminta-minta, meski tidak jarang kita temui penjual kaki lima yang sudah lanjut usia.
Beberapa tahun yang lalu ketika masih tinggal di Bogor, ada seorang bapak tua penjual tahu yang keliling komplek pemukiman tempat saya tinggal dengan berjalan kaki, setiap dua sampai tiga hari sekali. Meski tidak setiap kali beliau lewat kami membeli tahu, tapi tampaknya kami bisa disebut sebagai pelanggan setia beliau 😀
Pernah satu kali beliau tidak tampak berkeliling selama kurang lebih tiga minggu. Hingga suatu pagi beliau kembali muncul di depan rumah dengan panggilan khasnya ketika menawarkan tahu. Dan tahukah? Beliau mengeluarkan sesuatu dari salah satu keranjang yang dipikulnya dan menyodorkan dengan tangannya yang tampak gemetar. Sebuah tas plastik warna hitam berisi rangginang mentah dan gula merah, oleh-oleh dari kampungnya. Rupanya beliau sedang pulang kampung selama tiga minggu itu. Entah kata apa yang tepat untuk mewakili perasaan saya waktu itu. Haru. Bagaimana dengan segala keterbatasannya beliau masih ingin berbagi.
Ada lagi seorang penjual jagung bakar di jalan menuju tempat tinggal saya sekarang. Sepasang suami-istri yang sama-sama sudah berusia senja. Ketika tidak ada pembeli, mereka berdua duduk bersisian di tepi jalan, menatap lalu-lalang orang dan kendaraan bermotor. Mungkin sambil berharap salah satu dari mereka berhenti dan membeli jagung bakar. Hingga beberapa bulan yang lalu, hanya tampak Si Nenek yang berjualan. Seorang diri. Rupanya Si Kakek telah berpulang memenuhi panggilan Pemiliknya. Dan Si Nenek tetap berjualan seorang diri, di tempat yang sama seperti dulu ketika suaminya masih ada.
Jadi, ketika membaca artikel pada link tersebut, saya seakan kembali diingatkan bahwa masih banyak “kakek penjual tahu” dan “nenek penjual jagung bakar” yang lain di luar sana. Mereka yang berusaha menjaga diri mereka dari meminta-minta. Dan sebagaimana judul dari artikel tersebut, karena mereka tidak mengemis, tak perlulah menawar habis-habisan barang yang mereka jual 🙂
Artikel yang dimaksud bisa dibaca selengkapnya di sini
*******
#NulisRandom2015
– pim 140615 –