• facebook
  • instagram
  • twitter
  • mail
Seperti Apa Kau Ingin Dikenang?

Seperti Apa Kau Ingin Dikenang?

c8da79cd1deaab0a070dc0daf89f3800

Sore ini saya mendapatkan email dari Majalah Femina. Sebuah undangan untuk menghadiri seminar bertajuk I Fight Cancer. Pembahasan seputar kanker, mulai dari bagaimana mendeteksi kanker sedari dini, apa support system terbaik bagi penyandang kanker, bagaimana kondisi lingkungan/support group terbaik bagi penyandang kanker, serta teknologi dan fasilitas baru yang ada dalam penanganan kanker. Tema yang menarik diikuti, namun sayang saya tidak bisa hadir karena pada hari tersebut sedang bersamaan dengan acara lain yang lebih dulu ada.

Saya teringat sebuah novel yang telah difilmkan yang mengangkat topik serupa, berjudul The Fault In Our Stars. Hazel Grace, tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang gadis dengan kanker tiroid dan telah menyebar ke paru-parunya. Atas saran dokter dan dorongan kedua orang tuanya, Hazel mengikuti sebuah supporting group yang beranggotakan cancer fighters. Di situlah Hazel bertemu Augustus Waters, seorang pemuda yang kehilangan sebagian kaki kanannya akibat osteosarcoma.

Dalam sebuah sesi supporting group tersebut, Augustus mengatakan ketakutan terbesar yang ia miliki adalah menjadi seseorang yang akan dilupakan. Ia ingin memiliki hidup yang luar biasa agar selalu diingat. Hazel tampaknya memiliki sudut pandang yang berbeda. Baginya, terlupakan itu pasti. Cepat atau lambat.

Menjadi yang akan dilupakan dan menjadi yang akan selalu dikenang. Bagi sebagian orang, kita mungkin akan dengan mudah dilupakan. Namun, bagi sebagian orang tertentu, kita adalah orang yang akan selalu mereka kenang. Kita pun tanpa sadar sebenarnya sudah menetapkan sendiri penanda pada setiap orang. Mulai dari hal sederhana sebagaimana yang kita lakukan ketika baru berkenalan dengan seseorang. Si A yang sebagian rambutnya dicat merah, Si B yang memakai kawat gigi, atau Si C yang suka pakai topi, hingga sesuatu yang melekat sebagai identitas mereka. Katakanlah kita mengingat Sapardi Djoko Damono sebagai penyair dan Hujan Bulan Juni-nya. Gordon Ramsey sebagai juri Masterchef US yang paling galak dan Hell Kitchen-nya. Atau Desi Anwar sebagai mantan penyiar berita di salah satu stasiun televisi swasta.

Kita pasti pernah mengalami ketika seseorang bertanya mengenai referensi dokter gigi, referensi guru bimbel anak-anak yang bagus, atau apa pun, dalam kepala kita pasti akan langsung tercetus satu atau beberapa nama. Nama-nama orang yang kita tahu mereka menguasai hal tersebut dengan baik.

Dan sebagaimana kita mengetahui dan mengingat orang lain dari hal yang paling melekat dalam diri mereka, seperti itu pula orang lain akan mengingat apa yang paling melekat dalam diri kita. Saya tidak tahu apakah orang lain lebih mengenal saya sebagai seorang apoteker atau sebagai seseorang yang suka menulis, atau sebagai apoteker yang suka menulis? 😀

Pada akhirnya, cepat atau lambat kita memang mungkin akan dilupakan. Namun setidaknya dalam jeda waktu itu kita bisa memilih seperti apakah kita ingin dikenang.

Live the way you want to be remembered.

The choice is yours 😉

 

*******

 

#NulisRandom2015

– pim 100615 –

 

Doing something we love is fun, right? And I love food traveling, reading, watching movie, writing, and crafting sometimes..:-) -- Seorang farmasis, karyawan di salah satu perusahaan farmasi di Indonesia :) Yang meyakini bahwa menjadikan pekerjaan sebagai hobi, atau menjadikan hobi sebagai pekerjaan adalah sesuatu yang luar biasa..!! -- Yang suatu saat bisa berkata : "People call it work, but I call it hobby" --

4 Comments

  1. Simanjuntak Evi · June 11, 2015 Reply

    Inspiratif… repleksi diri di tempat persinggahan ini… Some people say apalah arti sebuah nama, namun dr repleksi yg mba tulis, jd mikir bagaimana pendapat org2 disekitar kita jk mendengar nama kita, elus2 dada ato terbayang kita adalah pribadi yg luar biasa, pa lg stlh nanti kita tiada, let’s make a choice

    • Pipit Indah Mentari · June 12, 2015 Reply

      Yup mba, intinya itu.. ketika orang mendengar nama kita, apa yang kira-kira mereka ingat tentang kita? 🙂

  2. lucia suci · June 28, 2015 Reply

    Hemm…kalo aku mengingat mb pipit bukan sebagai apoteker atau penulis..
    Tapi sebagai atasan yg paling sabar, menyejukkan dan sangat peduli. Suatu kebanggan bisa mengenal mb pipit. Apalagi tnyata jago nulis. Hehehe

Leave a reply