Pernahkah membayangkan bagaimana jika waktu yang kita miliki adalah sebuah toples? Apa saja yang akan kita masukkan ke dalamnya?
Hari ini saya ingin share sebuah cerita yang pernah saya baca beberapa tahun lalu. Meski sudah lama membaca kisah ini, namun saya masih ingat persis sampai sekarang. Sumber tepatnya saya juga kurang tahu. Semoga bermanfaat 🙂
Suatu hari, seorang ahli manajemen waktu berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis. Ia menggunakan ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para mahasiswanya. Ketika berdiri di hadapan para mahasiswanya, ia berkata, “Baiklah, sekarang waktunya kuis.”
Ia mengeluarkan sebuah toples berukuran galon dengan mulut cukup lebar, lalu meletakkannya di atas meja. Selain itu, ia juga mengeluarkan beberapa batu berukuran segenggam tangan dan meletakkannya dengan hati-hati ke dalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yang muat untuk masuk ke dalamnya, ia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”
Semua mahasiswanya serentak menjawab, “Sudah!”
Kemudian ia kembali bertanya, “Benarkah?” tanyanya sambil meraih sekeranjang kerikil dari bawah meja. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara batu-batu tersebut.
Lalu ia bertanya kepada mahasiswanya sekali lagi, “Apakah toples ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswanya hanya tertegun, “Mungkin belum.” Salah satu di antaranya menjawab.
“Bagus!” jawabnya.
Kembali ia meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Ia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples. Dan pasir itu pun dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan.
“Apakah toples ini sudah penuh?” tanyanya lagi.
“Belum!” serentak para mahasiswanya menjawab dengan yakin.
“Bagus!”
Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menuangkan air ke dalam toples sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Setelah itu, ia memandang para mahasiswanya dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?”
Seorang mahasiswanya antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapapun penuhnya jadwal kita, jika kita berusaha maka kita masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!”
“Bukan. Bukan itu maksudnya,” jawab Si Ahli.
“Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa Jika bukan batu besar yang pertama kali kamu masukkan, maka kamu tidak akan pernah dapat memasukkan batu besar itu ke dalam toples tersebut.”
“Apakah batu-batu besar dalam hidup kita? Mungkin anak-anak kita, suami/istri kita, orang-orang yang kita sayangi, persahabatan, kesehatan, mim
So, mari kita identifikasi apakah batu-batu besar kita, lalu mulai menyusunnya ke dalam toples waktu yang kita miliki 🙂
*******
#NulisRandom2015
– pim 070615 –