• facebook
  • instagram
  • twitter
  • mail
What’s Your Dream?

What’s Your Dream?

dream2

What’s your dream?

Selepas hujan di suatu sore beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan pertanyaan itu dari seseorang. Sounds like a simple question, right? Ada beberapa respon yang bisa saya bayangkan ketika pertanyaan itu dilontarkan kepada kita. Pertama, kita bisa menjawabnya dengan satu kata atau sebuah kalimat, cepat, jelas, dan tanpa keraguan sama sekali. Kedua, kita akan mengungkapkan banyak sekali jawaban untuk pertanyaan itu. Ketiga, kita akan mengambil jeda, berusaha membuka tiap laci yang ada di ingatan kita, siapa tahu kita pernah menyimpan impian itu di sana. Impian masa kecil, impian masa remaja, dan impian ketika beranjak dewasa. Dan saya yakin apa yang kita temukan di tiap laci dari tiap masa yang berbeda itu bisa jadi berbeda-beda.

Kita tidak perlu mengumpulkan beberapa responden dengan kategori usia yang berbeda untuk mengetahui bahwa ragam jawaban dari pertanyaan itu akan banyak. Cukup kita tanyakan pertanyaan itu pada diri kita sendiri sambil kembali mengingat apa yang menjadi impian masa kecil, masa remaja, dan ketika kita beranjak dewasa hingga saat ini. Namun, kalau kita lihat lagi sebenarnya ada satu jawaban sederhana. Sesederhana pertanyaan itu sendiri. Kalau kita masih kesulitan menjawab pertanyaan itu, saya yakin bukan berarti kita tidak memiliki impian. Bisa jadi kita menutup laci berisi impian kita dengan tumpukan rutinitas yang kita lakukan sehari-hari, hingga kita lupa membukanya lagi. Atau sebenarnya kita tahu apa yang kita impikan, tapi kita takut. Are we deserve to dream that big? Jawabannya sederhana, why not?

Mungkin kita perlu berhenti sejenak di suatu waktu yang kita suka. Pagi, saat sejuknya udara masih ramah menyapa kita. Atau sore, ketika kehangatan senja siap menyambut malam. Atau bahkan malam ketika pekatnya memberikan keheningan dan ketenangan. Untuk sekadar melihat kembali sudah sejauh apa langkah yang kita tempuh. Sudah sedekat apa kita dengan impian kita. Dan kalau kita mau sejenak saja menyisihkan sejenak saja waktu, ternyata beberapa impian sudah berhasil kita raih, melalui jalan yang sama persis seperti yang dulu kita bayangkan atau melalui jalan yang sama sekali berbeda. See? We actually did it.

Beberapa impian mungkin belum tercapai, yang mungkin sampai saat ini kita usahakan untuk terwujud. Atau mungkin kita sudah melepasnya dan membangun impian baru. So what? Menurut saya, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. As long as we still have a dream. Sesuatu yang membuat kita tetap bangun tiap kali terjatuh. Sesuatu yang membuat kita tetap berusaha tiap kali gagal. Demi meraih apa yang kita impikan. Because sometimes, it doesn’t matter how big the step we take, as long as we keep making a progress. Every step that will take us closer to our dreams.

So, what is your dream?

 

*******

– pim 311216 –

Doing something we love is fun, right? And I love food traveling, reading, watching movie, writing, and crafting sometimes..:-) -- Seorang farmasis, karyawan di salah satu perusahaan farmasi di Indonesia :) Yang meyakini bahwa menjadikan pekerjaan sebagai hobi, atau menjadikan hobi sebagai pekerjaan adalah sesuatu yang luar biasa..!! -- Yang suatu saat bisa berkata : "People call it work, but I call it hobby" --

Leave a reply